

Inspirasi sehat di bulan Juni sudah berakhir. Di bulan ini kami ingin berbagi tentang hidup yang sepenuh hati atau mindfulness dalam tiap kegiatan. Mulai dari memilih dan mengonsumsi makanan seperti cerita Molly, sampai ke urusan dengan pasangan.
Tahukah Anda kalau hubungan romansa yang sehat bisa membuat hidup lebih optimis dan meningkatkan produktivitas? Para periset di University of California, Berkeley dan Northwestern University mengungkap, hubungan dengan pasangan bisa jadi tak sehat kalau setiap berkomunikasi kita jadi meletup-letup atau malah sebaliknya, mendadak diam seribu bahasa.
Mengutip ulasan di New York Times, cara berkomunikasi yang semacam ini sama-sama tak baik untuk kesehatan.
Hasil riset satu dekade, Robert Levenson, kepala riset dan tim menyimpulkan hal tersebut. Orang yang menutup diri secara emosional dalam argumen cenderung mengalami peningkatan risiko sakit punggung atau otot kaku. Sementara orang yang emosinya meletup-letup cenderung mengalami masalah kardiovaskular di masa depan.
”Temuan kami menunjukkan ketepatan tingkat baru tentang bagaimana emosi terkait dengan kesehatan, dan bagaimana perilaku kita dari waktu ke waktu dapat memprediksi perkembangan dampak kesehatan yang negatif,” jelas Levenson dilansir EurekAlert. Riset yang dipublikasikan dalam jurnal Emotion ini melihat bagaimana orang merespons pasangannya saat berargumen. Periset melacak kemarahan yang tampak pada 156 partisipan separuh baya.
Tanda-tanda menutup diri meliputi ekspresi wajah kaku, otot leher kaku, dan menghindari kontak mata. Konfrontasi model begini berpotensi membuat otot tegang di kemudian hari. Sementara pasangan yang cenderung menunjukkan kemarahannya dengan berlebihan berisiko lebih tinggi mengalami sakit dada, tekanan darah tinggi, dan masalah kardiovaskular lain, seiring jalannya waktu.
Riset Levenson dan tim ini didasari data yang dikumpulkan 20 tahun. Usia, pendidikan, olahraga, merokok, minum alkohol, dan konsumsi kafein adalah faktor-faktor yang dipantau dari para partisipan. Berkeley News mengabarkan, hubungan antara emosi dan kesehatan ditemukan lebih kuat terdapat pada para suami.
Share this